Seedbacklink

,

Haul ke-105 KH. Ismail Godo: Momentum Muhasabah dan Silaturahmi Umat

Orbit Raja Karya
Jumat, 27 Juni 2025, 20.37 WIB Last Updated 2025-06-27T13:37:15Z
ORBITRAYA.COM, Demak – Ratusan warga dari berbagai kalangan memadati kompleks maqbarah KH. Ismail Godo di Dukuh Godo, Desa Jamus, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, pada Jumat pagi, 27 Juni 2025 bertepatan dengan 1 Muharram 1447 H. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka Haul ke-105 KH. Ismail Godo, ulama besar dan pejuang Islam yang sangat dihormati, sekaligus dirangkaikan dengan pengajian umum menyambut Tahun Baru Hijriah.

Acara ini telah menjadi tradisi tahunan yang terus dijaga dari generasi ke generasi. Ketua Panitia, H. Mashadi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa haul selalu digelar setiap 1 Muharram pagi sebagai bentuk cinta dan penghormatan kepada sosok Simbah KH. Ismail.

“Ini bukan sekadar rutinitas tahunan, tetapi bentuk cinta dan penghormatan kami kepada beliau. Haul ini adalah cara kami menjaga silsilah perjuangan spiritual, intelektual, dan sosial beliau, serta mengokohkan silaturahmi antar dzurriyah dan masyarakat luas,” ujar H. Mashadi.

Ia juga mengajak seluruh dzurriyah dan masyarakat untuk menjaga warisan peninggalan KH. Ismail, termasuk Masjid Jami’ Ismail Godo yang menjadi simbol penting peradaban Islam setempat.

Pengajian umum yang dimulai pukul 08.00 hingga 10.30 WIB menghadirkan KH. Miftahhul Huda sebagai pembicara utama. Dalam ceramahnya, beliau menekankan pentingnya meneladani semangat juang dan akhlak mulia Simbah KH. Ismail.

“Simbah KH. Ismail tidak hanya mewariskan ilmu, tetapi juga semangat juang yang luar biasa. Beliau adalah panutan dalam akhlak, keilmuan, dan perjuangan. Maka menjadi kewajiban kita untuk meneruskan perjuangan beliau,” ujar KH. Miftahhul Huda.

Beliau juga mengingatkan bahwa maqbarah dan Masjid Jami’ KH. Ismail adalah warisan umat, bukan milik golongan tertentu.

“Semua dzurriyah dan umat Islam harus merangkul warisan ini bersama. Jangan ada eksklusivitas. Ini milik umat untuk kemaslahatan bersama,” tegasnya.

KH. Miftahhul Huda mengajak seluruh jamaah menjadikan bulan Muharram sebagai momen muhasabah dan peningkatan ibadah.

“Mari kita mulai tahun baru Hijriah ini dengan memperbaiki niat, memperbanyak amal, dan meningkatkan kepedulian sosial. Semangat hijrah adalah berpindah dari keburukan menuju kebaikan,” pesannya.

Acara berlangsung khidmat dan hangat. Para jamaah mengikuti rangkaian acara dengan tertib dan khusyuk, mulai dari warga sekitar, para dzurriyah KH. Ismail, tokoh agama, hingga masyarakat dari luar daerah yang datang untuk berziarah dan menimba hikmah.

Haul ini menjadi bukti bahwa nilai-nilai perjuangan dan spiritualitas KH. Ismail tetap hidup dalam hati masyarakat. Tradisi ini mempererat silaturahmi dan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus menjaga warisan ulama.

Di akhir acara, H. Mashadi menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh tamu yang hadir, di antaranya: Gus dr. M. Arifin Abdul Rahman Hanafi, para tokoh kasepuhan, KH. Abdul Mukhid, Kiai Nastain Dolog, KH. Umar Dolog Mranggen, Kiai Ahmad Shodiq, KH. Nurul Muttaqin, SH., MH. beserta rombongan, KH. Dr. Ahmad Matahari, KH. M. Lutfi Aziz, S.Pd.I (Kemenag Prov. Jateng), Kiai Mutohar, Kiai Muhtarom, H. Rohmat Kasepuhan Bani, dan banyak tokoh lainnya yang tak bisa disebut satu persatu.

(Agus Romadhon)